Perusahaan-perusahaan manufaktur otomotif dunia tanpa henti berusaha untuk menghadirkan teknologi ramah lingkungan terbaik untuk jajaran mobil produksinya. Dari mesin diesel dengan tingkat efisiensi tinggi, hingga rangkaian model hybrid dan elektrik dengan tingkat emisi CO2 yang rendah atau bahkan tanpa gas buangan sama sekali. Namun, sebenarnya teknologi mana yang lebih tepat digunakan oleh para konsumen: mesin diesel atau hybrid ?
Norman Mineta, mantan menteri transportasi Amerika Serikat, menawarkan sebuah jawaban menarik dari pertanyaan di atas. Baginya, mobil bermesin diesel tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih banyak tersedia dan diterima di pasaran. Kendaraan berbahan bakar minyak dengan tingkat efisiensi tinggi dapat memiliki dampak yang lebih positif terhadap lingkungan dibanding teknologi lainnya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi kendaraan bermesin diesel pun empat kali lebih rendah dibanding kendaraan elektrik. Terhitung biaya yang diperlukan untuk kendaraan berbahan bakar minyak sebesar USD2.000, sedangkan untuk kendaraan elektrik dapat mencapai USD8.000.
Selain keuntungan konsumen dari segi biaya, kendaraan bermesin diesel dilaporkan memiliki tingkat efisiensi energi yang setara dengan kendaraan hybrid. Dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakan bensin, penggunaan mesin diesel dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar sebesar 30% dan menurunkan tingkat emisi hingga 25%. Dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan emisi CO2 yang rendah, tampaknya mesin diesel merupakan jawaban yang tepat bagi dunia otomotif di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar