Jumat, 19 Agustus 2011

Indonesia Berhutang lagi, hampir 74 miliar Yen, Untuk Membiayai Proyek Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Alternatif


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mendapatkan pinjaman senilai 73,942 miliar yen dari pemerintah Jepang plus dana hibah senilai 1,985 miliar yen. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai empat proyek infrastruktur, adapun hibah digunakan untuk satu proyek.

Nota diplomatik soal pinjaman dan hibah itu telah dipertukarkan antara Duta Besar Luara Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia, Yoshinori Katori dengan Dirjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Rahmat Waluyanto pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2011 di Jakarta, Indonesia.

Demikian siaran pers yang dipublikasikan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia , Jumat (19/8/2011). Keempat proyek yang dibiayai dana pinjaman itu adalah pertama, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Api Batubara Indramayu (1,727 miliar yen).

Proyek bantuan bidang E/S (Engineering Service: desain dasar dan pengawasan konstruksi) untuk proyek pembangkit listrik tenaga api batubara Indramayu (kapasitas 1,000 MW, biaya proyek keseluruhan sekitar 224,8 miliar yen) yang menggunakan teknologi batubara bersih bertekanan sangat kritis.

Proyek ini terkait dengan "Metropolitan Priority Area (MPA)" yang nota diplomatiknya ditandatangani pada bulan Desember 2010. Ini merupakan proyek kerja sama yang berkontribusi bagi perbaikan iklim investasi di Jabodetabek.

Kedua, Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi (55,299 miliar yen).Ini merupakan bagian Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi Tahap Pertama termasuk tiga proyek dengan tujuan mempromosikan pengembangan panas bumi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia dan untuk menangani kebutuhan tenaga listrik di Indonesia, dengan jumlah pinjaman yen sebesar kira-kira 55,3 milyar yen.

Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi itu adalah Pembangkit Listrik Panas Bumi Lumut Balai"(55 MW x 2 = 110 MW). Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Hululais (E/S)" (55 MW x 2 = 110 MW). Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Tulehu (E/S)" (20 MW).

Ketiga, Proyek Jalan Tol Intra Urban Bandung (13, 605 miliar yen) Proyek bantuan pembangunan jalan tol di kota Bandung untuk memperlancar kemacetan lalu lintas dalam kota yang semakin serius.

Keempat, pinjaman Sektor Pengelolaan Banjir Hulu Sungai Citarum (3,311 milyar yen). Untuk Proyek pembenahan infrastruktur melalui perbaikan sungai dan lain-lain dengan target DAS (Daerah Aliran Sungai) hulu anak sungai dari sungai Citarum yang tertimpa bencana banjir serius secara terus-menerus sehingga meningkatkan ketahanan akan banjir pada wilayah pemukiman masyarakat.



sumber   :   www.KOMPAS.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar