KUPANG, KOMPAS.com- Buah tomat merah melimpah di pasar-pasar tradisional di Kota Kupang dan sekitarnya. Harga tomat pun turun drastis dari Rp 5.000 menjadi Rp 3.000 per kg.
Tomat milik petani ini hanya dijual di kota Kupang dan sekitarnya. Petani tidak biasa mengirim tomat ke luar daerah bahkan antarkabupaten di NTT, karena tomat cepat membusuk.
Ny Mince Detan (45), penjual tomat di pasar tradisional Naikoten, Kupang, Sabtu (3/9/2011), mengatakan, tomat melimpah di pasar, sementara peminat terbatas. Konsumen paling hanya belanja tomat untuk rujak (sambal), tidak lebih dari itu.
"Saya rugi ratusan ribu rupiah. Dulu saya beli tomat dari petani satu karung beras ukuran 20 kg dengan harga Rp 100.000 dan jual kembali mendapat untung Rp 100.000-Rp 130.000. Sekarang saya beli Rp 100.000 tetapi tidak dapat untung sama sekali, bahkan rugi ratusan ribu karena saya beli sampai lima karung. Semuanya tidak laku," katanya.
Harga tomat satu ember (sekitar 10 kg) sebelumnya Rp 100.000 per ember, kini hanya Rp 10.000 per ember.
Anjloknya harga tomat akibat produksi tomat petani melimpah terutama dari petani Oesao, Kabupaten Kupang, 40 km dari Kota Kupang. "Memang musim tomat biasanya terjadi bulan Agustus-Oktober setiap tahun. Masuk musim hujan, tomat semakin sulit didapat, dan harganya pun meningkat," kata Detan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar