Sabtu, 31 Mei 2014

Perbandingan VGA internal dengan ekternal computer desktop

Notebook memang hemat power, atau sebuah PC dengan internal grafik sudah cukup untuk user biasa. Pada satu saat PC memang tetap memerlukan ekternal VGA. AMD memiliki teknologi CPU dengan GCN grafik, terintegrasi grafik VGA setara Radeon. Intel memiliki grafik HD untuk seri Haswell, menurut Intel sudah cukup untuk memainkan game bagi pencinta game biasa. Bagi penguna computer, internal VGA tidak cukup untuk aplikasi mereka.

Singkatnya seperti ini. Apakah semua orang tidak memerlukan VGA ekternal lagi di computer ??. Apakah bisa menikmati bermain game meskipun tanpa efek PhysX seperti VGA buatan Nvidia yang memberikan efek pada game jadi lebih menarik ??. Apakah kita mau melakukan pekerjaan yang cukup lambat dengan mengandalkan CPU notebook atau internal CPU tanpa VGA ekternal ??. Padahal AMD VGA memiliki fitur OpenCL dan Nvidia memiliki CUDA untuk membantu proses CPU dari VGA. Dan digunakan untuk aplikasi editing seperti Photoshop atau Sony Vegas. Computer gaming atau computer High end bukan untuk memainkan game sekelas Angry Bird, tapi game seperti Company of Heroes 2 dengan opsi grafik paling tinggi, atau semua efek di game Call of Duty Ghost.

Untuk internal VGA hanya membutuhkan power 100W untuk computer desktop. Menambah satu VGA yang sangat bagus untuk gaming, konsumsi power PC meningkat menjadi 180-200W.



'via Blog this'

rangga bahtera

Terlalu sering posting di Facebook ada tanda tidak memiliki teman

Wanita sering posting status, ada tanda sedang tidak memiliki teman

Terlalu sering share di Facebook mungkin menunjukkan ketidakpuasan dalam kehidupan nyata sehari hari. Studi dari universitas Charles Sturt Australia, wanita dapat diprediksi bila sering posting di Facebook.

Dianggap mereka kesepian, kurang teman atau depresi karena terlalu banyak mengungkap informasi di jejaring sosial. Menurut penelitian sekitar 79% dari penguna yang menjadi responden, mereka mengaku kurang teman atau kesepian. 

Data dari Market Watch, 98% penguna Facebook sering berbagi status mereka untuk publik. Berbeda dengan orang yang memiliki banyak teman, umumnya hanya berbagi kepada kolega, teman dekat saja. Bahkan ada yang terang terangan memberikan tempat dimana mereka tinggal. Masuk akal kata Yeslam Al Saggaf, salah satu penulis dari studi ini. Mereka membuka diri agar orang lain lebih mudah menemukan kontak mereka dan dapat membantu mengatasi perasaan kesepian mereka. Walau tidak semua yang sering memposting memiliki kecenderungan seperti hal diatas.

Studi yang dipelajari dari Facebook dengan hubungan emosional seseorang bukan pertama kali dilakukan. Bila menemukan teman sering ngeposting di media sosial, ada baiknya di dekati. Siapa tahu dapat membantu rasa kesepian mereka. Tapi itu baru studi, hasilnya bisa berbeda beda dari masing masing budaya. Belum tentu seseorang serinng nge-post dan masuk kategori kesepian. Bisa saja menjadi luapan rasa senang dengan banyak follower.




'via Blog this'

rangga bahtera